Minggu, 02 Mei 2010
si gendut hitam
Tak ada yang pernah mengerti…
Tangis peluh kian tak terasa lagi
Si gendut hitam tetap berdiri
Kala keringat menetes dalam peluhnya
Dia hanya tersenyum nan gembira
Tanpa ada keluh dan benci
Si gendut hitam tetap tegar ntuk menanti
Raut wajah mulai mengerut
Tubuh ringkih tak kunjung lelah
Memikul puluhan dagangan
Menahan sakit dipundaknya
Terdiam dan duduk dalam keramaian
Si gendut hitam sudah mulai tua
Keadaan yang tak menentu
Menanggalkan kenangan yang mulai rapuh
Membuang harapan yang mulai jauh
Hanya doa yang bisa…
Hanya usaha yang mampu...
Jadikan semua jadi inginnya
Si gendut hitam tak ambil pusing
Namun kenapa???
Kenapa kalian tak melihatnya
Dikala senyumnya ada duka
Dikala yang dia pikul ada lelah
Bawa dia dalam sedikit harapan…
Bawa dia dalam sedikit perubahan…
Ubah senyumnya jadi bahagia
Ubah harapannya menjadi nyata
Agar…
Si gendut hitam terhibur
Si gendut hitam tak menangis
Si gendut hitam kan slalu ada
Untuk kita semua…
For Darman FISIP UNAIR…
lorong kecil tak bertuan
Kala riuh ramai gemuruh suara mesin
Kala hujan turun dengan gerimis…
Kala hawa dingin sepi dan mencekam
Dan kala semua bisa tertawa
Hanya saja…
Tak bisakah kalian mendengar??
Tak bisakah kalian melihat???
Tak bisakah kalian merasakan???
Apa kalian masih tetap tuli?
Akan suara isak tangis anak…
Apa kalian buta?
Akan lorong gelap yang tak pernah kau singgah
Apa kalian masih punya perasaan?
Akan siapa yang tinggal dalam kegelapan fana
Kalian hanya diam dan tak mau melihat
Kalian hanya berhenti namun tak mau melirik
Kalian hanya mendekat namun tak berani masuk ke dalam
Yang ku tahu kalian itu pengecut yang berdasi
Kalian adalah rubah yang tak berwujud
Kalian adalah sampah yang tak berbau…
Benar-benar tak punya malu
Apa salah???
Kalian datang dengan tangan terbuka
Datang dengan sedikit senyuman
Dan menggandeng mereka
Dari lorong kecil yang tak bertuan